AMSTERDAM – Agensi intelijen Uni Eropa, Europol, pada hari Jumat (7/1) waktu setempat, akan mempresentasikan tingkat ancaman yang datang dari kejahatan cyber, beserta strategi untuk menghalau serangan tersebut.
”Kejahatan cyber itu sifatnya tanpa batas wilayah, ini membuat penyelidikan kejahatan lebih sulit dan rumit bagi para pihak penegak hukum,” ujar Rob Wainwright dari pihak Europol. Demikian seperti yang dikutip dari Computer World UK, Sabtu (8/1/2011).”Agar bisa menghalau serangan cybercrime, dibutuhkan undang-undang lintas-wilayah yang cukup memadai,” tambah Wainwright.Menurut pihak McAfee, kerugian korporasi global akibat akibat kejahatan cyber diestimasi sekira 750 miliar Euro (USD1 trilyun) per tahunnya. Lalu ada lebih dari 150.000 virus dan 148.000 komputer yang terbajak setiap harinya.Uni Eropa memiliki angka yang tinggi untuk jumlah pengguna internet yang tinggi dan serta penggunaan e-banking. Ironisnya, Uni Eropa juga merupakan wilayah yang paling banyak terjangkiti virus dan malware di dunia. Perkembangan hardware juga berkontribusi dalam berkembangnya kejahatan cyber, contohnya laptop, ponsel pintar, game konsol dan tablet. Semuanya rentan terhadap serangan cyber. (srn)
Jumat, 25 Maret 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar